Akhirnya setelah sekian lama buku Masgun (Kurniawan
Gunadi) rilis juga. Dan buku ini merupakan Buku Pertama Masgun yang diterbitkan
oleh Penerbit Mayor (Bentang Pustaka), sebelumnya karya Masgun terbit melalui Langit-Langit
Creative (jalur indie).
Arah Musim merupakan buku ke-5 Masgun yang sangat saya
nantikan. Dulu saya pikir ini merupakan Buku ke-3 yang akan terbit setelah
Hujan Matahari dan Lautan Langit, namun kenyataannya Menentukan Arah dan
Bertumbuh lebih dulu rilis, dan Arah Musim baru terbit di 2019. Mungkin banyak
pertimbangan dari Masgun hingga buku ini baru bisa rilis di 2019. Namun apapun
itu, penantian panjang saya menunggu buku ini terbit terbayar lunas. Bukunya sangat
istimewa.
Setelah pemesanan melalui PO, akhirnya Arah Musim mendarat
dengan selamat pada tanggal 7 November 2019, + tandatangan Masgun (yeay!).
Berikut info umum buku Arah Musim:
Judul :
Arah Musim
Penulis :
Kurniawan Gunadi (lebih di kenal Masgun – di tumblr)
Penerbit :
Bentang Pustaka
Halaman :
xii + 188
Genre :
Novel, Fiksi
Harga :
59.000 (P. Jawa)
Membaca Arah Musim seperti membaca sebuah rekam jejak
orang-orang yang telah melalui Quarter Life Crisis , dimana cerita yang
dituangkan sangat relate dengan kehidupan mereka yang sedang berada di
usia 20-30 an. Saat membaca lembar demi lembar buku Arah Musim, satu hal yang
saya temui bahwa buku ini menyadarkan saya bahwa dalam hidup kita akan menemui banyak
ketidakpastian. Banyak perenungan mengenai bagaimana sebuah pilihan dan cara
menanggapi hal yang terjadi dalam hidup akan mengantarkan kita pada fase selanjutnya
dalam perjalanan hidup kita. Keputusan yang kita buat, kesabaran dalam keadaan
yang cukup rumit menurut persepsi kita
dan pemahaman dalam rentetan kejadian yang pernah kita alami layaknya seperti Arah
Musim yang akan kita tuju.
Saya sering bingung sendiri, kenapa kalimat-kalimat
yang dituangkan oleh Masgun di buku ini sangat indah. Sederhana namun ada hikmah yang bisa kita gali lebih
dalam. Seakan kalimat yang dirangkai mengajak Pembaca untuk mencari Arah nya
sendiri,- tidak terkesan menggurui.
Beberapa rangkaian kalimat yang saya suka dari buku
ini:
- “ Kita sering gagal memahami bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita adalah hal-hal terbaik yang bisa kita dapatkan “ (back cover).
- “ Adakalanya kita harus mengalah pada angin, biar kita diempas dan tak perlu memikirkan ke mana kita jatuh. Adakalanya kita harus mengalah kepada arus, biar kita mengalir ke tempat-tempat jauh yang tak kita tahu “ (halaman 74).
Mengingat ini adalah pertama kalinya saya post Buku
Favorit di blog, saya tidak tahu apakah ini sudah banyak memberikan spoiler
atau tidak, (This is a tricky to talk about without
giving away spoilers).
Overall, I highly
recommend this book 😊
Rating dari saya pribadi : 9/10
Salam~
Jakarta, 7 Mei 2020
No comments:
Post a Comment